Stasibipakkali52@gmail.com

Jejak Gereja


Jejak Gereja katolik


 Gereja Katolik Santo Yohanes
Stasi Bipak Kali 
2005 - 2021


Gereja Katolik Santo Alfonsus Liguori
Stasi Bipak Kali 


Sejarah singkat Gereja Katolik


  1. Gereja Katolik di indonesia

Gereja Katolik di Indonesia merupakan bagian dari kesatuan Hirarki Gereja Katolik dunia yang di bawahi Kepimpinan Paus yang ada di Vatikan di Roma,Penyebaran Agama Katolik di Indonesia dimulai dengan kedatangan bangsa Portugis dalam upaya mencari kepulauan 
rempah -rempah pada abad ke - 16.


     2. Gereja Katolik di Kalimantan Tengah

Seorang Pastor Ventimiglia melakukan perjalanan menyusuri sungai Barito dan sungai Kapuas, untuk bermisi ditengah - tengah orang dayak, menurut catatan sejarah Pastor Ventimiglia berhasil membatiskan lebih dari 3000 orang dayak untuk menjadi katolik, dan  Pastor Ventimiglia juga mendirikan letak Misi Pastoral nya yang di pusatkan di desa Manusup, perkampungan yang terletak di tepian sungai kapuas, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas.

Pada tahun 1949, setelah Kemerdekaan Republik Indonesia Kongregasi Misionaris Keluarga Kudus ( MSF ), melakukan karya misi melebarkan sayap pelayanan dan pemberitaan kepedalaman Kalimantan Tengah yang khususnya di kalangan suku dayak, kurun waktu 1952 - 1965 di buat dan di buka Stasi - Stasi Central yang diperuntukan untuk menjadi sebuah Pusat Pelayanan.

Pada tahun 1954 Stasi Pertama yang di buka di  Sungai Barito adalah Stasi Muara Teweh, dari Muara Teweh, di tahun  1963 Gubernur pertama Kalimantan Tengah Bapak Tjilik Riwut mengusulkan kepada para Misionaris agar daerah kahayan khusus nya Palangkaraya dapat di jadikan Stasi agar menjadi sentral pelayanan karya pastoral.

Kemudian tahun 1965 para Misionaris kembali melebarkan sayap karya pastoral nya ke Buntok dan Puruk Cahu di tahun 1966, lalu para Misionaris juga menyusuri Sungai - sungai kecil yang ada di daerah Barito di antara nya sungai Teweh, Montalat, dan Ayuh, dalam  kurun waktu di tahun 1965, Para Misionaris telah membuka sentral karya pastoral baru sebanyak 3 stasi sekaligus yang berada di daerah Barito Selatan yaitu Wilayah BuntokAmpah dan Tamiang Layang.

Pada 5 April 1993 secara Resmi Paroki Palangkaraya di tetapkan menjadi Keuskupan Palangkaraya dari hasil Konperensi Wali Gereja Indonesia ( KWI ) dan NUNTIUS ( Duta Besar Vatikan ) di jakarta, dan Surat Penetapan langsung yang dari Paus, ( Vitikan Roma )
keuskupan Palangkaraya merupakan keuskupan yang ke 35 di indonesia.


    3.      Gereja Katolik di Desa Bipak Kali

Pada Tahun 1977, Keluarga bapak Bandren. K dan Keluarga bapak Lovensius Lupen yang tinggal di desa Bipak Kali dan desa Bipak Singan saat itu hanya mereka lah satu –satu nya keluarga yang beragama katolik dari kedua desa tersebut dan mereka juga merupakan umat dari Stasi Patas pada saat itu, di Tahun 1979 kedua Keluarga itu bersepakat untuk melaksanakan ibadah di tempat mereka sendiri dengan menggunakan gedung bangunan bekas sekolah yang tidak terpakai, yang di dirikan oleh dinas sosial, dari situlah cikal bakal awal mualanya, adanya Gereja Katolik dan Stasi Bipak kali.

Seiring nya waktu berjalan, aliran – aliran agama lain pun mulai banyak berdatangan dan masuk ke desa Bipak kali, dari Agama Kristen Protestan sampai Agama Hindu, dengan tujuan yang sama untuk memikat dan merangkul para penduduk asli desa Bipak Kali yang masih kebanyakan menganut kepercayaan Kaharingan, dengan banyaknya aliran kepercayaan lain yang di anut oleh penduduk desa Bipak Kali, maka agar tetap terjalin hubungan kekeluargaaan dan kebersamaan, maka gedung bangunan bekas sekolah Bina Sosial yang sudah di berikan atau di Hibahkan Dinas Sosial, ke desa Bipak kali, untuk dijadi komplek dan tempat lokasi Rumah Ibadah dan dengan bentuk dan tempat gedung tersebut tergolong luasserta besar jadi di bagi lah menjadi tiga bagian, yang di peruntukan untuk ketiga aliran kepercayaan tersebut, sebelah kiri bangunan di berikan kepada jemaat Kristen Protestan dan sebelah kanan di berikan kepada umat Katolik, sedangkan yang di tengah di berikan kepada Hindu.

Pada tahun 1980, Umat Katolik, Jemaat Protestan dan Umat Hindu, bersepakat untuk membongkar gedung bangunan tersebut dan membagi bahan sisa untuk membangun tempat ibadah mereka masing – masing, dengan adanya rencana untuk membangun tempat ibadah di desa Bipak Kali, dengan menggunakan bahan sisa bangunan, pada saat itu bapak Bandren. K dan bapak Lovensius Lupen meminta ijin dari Ketua Stasi Patas pada saat itu diketuai oleh bapak Beter ( Ambung ) dan juga minta persetujuan dari Pastor Paroki Pendang, 
Pastor Stanis Ograbek, SVD.Dengan menimbang dan memperhitungkan jarak antara desa Bipak Kali dan desa Patas jaraknya lumayan jauh, pada saat itu serta dengan mengingat Pelebaran Sayap Misi Karya Pastoral maka Pastor Stanis Ograbek, SVDmenyetujuinya dan di Tahun yang sama, tahun 1980, Gereja Katolik di desa Bipak kali pertama kali di dirikan dengan memiliki umat 4 KK.

Dengan seiringnya waktu berjalan dan berlalu, sejak tahun 1980 – 1998 umat Katolik pun makin bertambah yang awal nya hanya 5 KK menjadi 12 KK, dari tahun 1998 – 2000 umat Katolik bertambah menjadi 15 KK, dan saat itu Stasi Bipak Kali di ketuai oleh Bapak Muhidin dan di Tahun 2001 Gereja Katolik, Stasi Bipak Kali melakukan Pemilihan Ketua Stasi untuk pertama kalinya 
dan yang terpilih adalah ibu Sitiana.

Di Periode 2001 – 2003, saat diKetuai ibu Sitiana, umat Katolik Stasi Bipak Kali mulai bertambah menjadi 17 KK, dan tahun 2001 Umat Katolik Stasi Umat Bipak kali, membuat Program Iuran mingguan untuk penggalangan dana, dan untuk melakukan Perehapan gereja, karena badan gereja yang di dirikan awal dengan menggunakan bahan sisa gedung bangunan sekolah sudah mulai rusak dan tidak layak pakai,jadi selain dari Iuran dan uang hasil kolekte, mereka juga meminta bantuan ke Keuskupan melalui Pastor Stanis Ograbek, SVD, sebesar 20 juta rupiah, dalam waktu 1 bulan di tahun 2001 itu juga Gereja Katolik selesai di bangun.Selain dari Pastor Stanis Ograbek, SVD, juga ada Pastor lain yang berkewarganegaraan Jerman, yang merupakan Pastor Paroki Ampah, yaitu 

Pastor Josef Mohr, MSF, beliau juga sering melakukan karya pelayanan pastoran ke daerah desa Bipak Kali dan Patas serta sekitarnya, di Tahun 2004, Pastor Josef Mohr, MSF sempat membeli tanah di desa Bipak, di pinggiran jalan Ampah – Muara Teweh, dari Bapak Sanion dengan harga sebesar 750 ribu rupiah, dan di Tahun 2005, Gereja Katolik Stasi Bipak Kali di Resmikan Oleh 
Pastor Stanis Ograbek, SVD, yang di beri Nama : Gereja Katolik Santo Yohanes Stasi Bipak Kalidengan posisi dan letak bangunan gereja masih berada Tanah Hibahan bekas gedung bangunan bina desa dari dinas social Kabupaten Barito selatan.

Seusainya Periode ibu Sitiana untuk mengetuai Stasi Bipak Kali maka langsung ada peralihan yang beralih ke Bapak Supenpri dengan Periode Pelayanan dari tahun 2002 – 2005, di akhir  periode masa pelayanan Bapak Supenpri sebagai Ketua Umat Stasi Bipak Kali, di  tahun 2005 maka kemudian umat melakukan pemilihan kembali dan yang terpilih adalah Ibu Supriana untuk menjadi Ketua Umat Stasi Bipak Kali, untuk Periode 2006 – 2008, di Masa Periode pelayanan Ibu Supriana sebagai Ketua Umat Stasi, adanya perubahan waktu atau masa jabatan yang awalnya periode atau masa jabatan selama 4 tahun berubah menjadi 3 tahun saja, lalu  di Periode selanjutnya periode Tahun 2009 - 2011,  di Ketuai oleh Bapak Ediono dan  Periode tahun 2012 -  2014  tetap Bapak Ediono  kembali yang terpilih menjadi Ketua Umat di Stasi Bipak Kali, kemudian di akhir tahun 2014 tepatnya  di tanggal 27 Desember 2014 Umat melakukan Pemilihan Pengurus kembali untuk Periode tahun 2015 - 2017 dan yang terpilih sebagai Ketua adalah Bapak Supenpri, selama masa jabatan pelayanan yang dijalanani Bapak Supenpri, berjalan dengan baik, dengan berakhir nya masa jabatan pelanyan untuk periode 2015 - 2017, maka Umat kembali lagi melakukan Pemilihan Ketua Umat serta pengurus pelayanan yang baru lagi dari hasil pemilihan tersebut yang terpilih kembali menjadi Ketua Umat Stasi Bipak Kali dengan Masa Periode 2013 – 2018, dan saat sudah berakhirnya Masa Periode Pelayanan Bapak Supenpri,  serta bersamaan di paroki patas juga ada pergantian Pastor Pastoral yang bertugas melayani di Paroki Patas, dari Pastor Bambang Sumartejo, MSF kepada Pastor Yosef Septum Burman, MSF, jadi sempat tertunda pergantian kepengurusan Pengurus Stasi, kemudian sesudah aktif kembali pelayanan dari paroki yang saat di bawah Pimpinan Pastor Yosef Septum Burman, MSF, dilakukan lah pembentukkan kembali untuk 

Struktur Kepengurusan Gereja di Stasi Bipak kaliAgar pelayanan dapat diberjalan lancar, dari hasil pembentukkan tersebut maka terpilih lah ibu SuprianaMenjadi Ketua Umat Stasi Bipak Kali dengan masa Periode Tahun 2019 – 2021.

Pada tahun 2020 kembali lagi adanya penyegaran dan perolingan Imam kembali di Wilayah Misi Pastoral Keuskupan palangkaraya,dan Paroki Patas termasuk salah satu yang mendapat penyegaran Imam, yang saat itu Paroki Patas yang di Imami oleh Pastor Yosef Septum Burman, MSF, dan kemudian di gantikan oleh Pastor Alfonsus Kladen Arisang, Sejak Pastor Alfonsus Kladen Arisang, 
yang menjadi Nahkoda dan imam kepala yang baru di Paroki Patas, banyak system Misi Pelayanan Pastoran nya berubah yang awalnya dengan system Commandare ( satu komando ) atau dengan system satu titik, berubah menjadi Sistem Katekese Pendekatan, dengan adanya system Pastoral yang lebih mengutamakan Katekese Pendekatan, sehingga banyak gebrakkan – gebrakkan baru, seperti dari 
sisi Pembangunan Fisik Badan Gereja selain dari Pembangunan Fisik Badan Gereja, 

Pastor Alfonsus Kladen Arisang  juga meneladani Para Umat yang ada di Paroki maupun di Stasi, 
dengan arti sebuah kebersamaan dan rasa memiliki, dan dengan Sistem Katekese Pendekatan Pastoral secara langsung itulah, Pastor Alfonsus Kladen Arisang, mampu memberikan keyakinan kepada umat dengan Modal Nekat dan hanya memiliki 5 roti dan 2 ikan saja, bila Tuhan menghendaki maka semua dapat terwujud, separti yang di alami Umat Stasi Bipak kali, yang dengan bermodal kan rasa kebersamaan dan rasa Nekat, untuk membangun Gereja baru dapat terlaksana.

Di akhir Periode Pelayanan ibu Supriana, tahun 2019 – 2021dilakukan lah peremajaan kepengurusan Gereja Stasi Bipak Kali, dengan melakukan pemilihan ketua Umat kembali, dan saat itu yang terpilih adalah Bapak Peronimus yang menjadi Ketua Umat Stasi Bipak Kali, untuk periode 
2021 - 2023, dengan Bimbingan serta tuntunan dari Pastor Alfonsus Kladen Arisang, 

maka Bapak Peronimus Sebagai Ketua Stasi bersama Umat katolik yang lainnya dengan yakin untuk berjuang bersama untuk membangun Gereja Katolik Stasi Bipak Kali, dengan bermodalkan rasa Nekat dan rasa yakin maka terbangunlah Gereja Katolik Stasi Bipak Kali, dengan telah terbangun nya 
bangunan Gereja baru, bersamaan dengan itu juga nama gereja pun bergantidari awal Nama Gereja Stasi Bipak Kali  Gereja Katolik Santo Yohanes Stasi Bipak Kali, berubah menjadi 
Gereja Katolik Santo Alfonsus Liguori Stasi Bipak Kali yang di bangun di tanah pinggiran jalan Ampah – Muara Teweh, KM.30, tanah yang telah dibeli oleh Pastor Josef Mohr, MSF. 
dan Stasi Bipak Kali Sekarang, di Tahun 2023, Memiliki Umat berjumlah 29 Jiwa dengan 13 KK.
 


Demikian Catatan Sejarah Singkat tentang langkah dan tapak perkembangan Umat Stasi Bipak Kali, sejak Tahun 1980 sampai Tahun 2023, semoga catatan tapak langkah dapat bermanfaat sebagai informasi bagi para pembaca Bloog Site ini..

 

Sekian Dan Terima kasih kami ucapkan.



GOD BLESS YOU

0 Comments:

Posting Komentar